Kamis, 18 Oktober 2018

FILSAFAT PENDIDIKAN



REPORTASE PERTEMUAN KE-5

Perkuliahan Filsafat Pendidikan pada pertemuan kelima kelas 7C dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Oktober 2018.  Pada pertemuan kelima ini membahas mengenai diri manusia. Sebelum berbicara mengenai diri manusia pembahasan pertama mengenai pendidikan pastinya tidak asing lagi dengan tokoh Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan tokoh pendidikan di Indonesia yang melahirkan sebuah kesadaran. Kesadaran ini berasal dari kata sadar yang berarti mampu memahami diri yang berasal dari dalam jiwa. Memahami diri disini yang dimaksud adalah memahami ruang, roh jasad dan realitas manusia yang mana manusia adalah titah Tuhan. Yang dimaksud manusia adalah titah Tuhan adalah manusia jangan lari-lari dari Tuhan, karena Tuhan yang menjalankan manusia sebagai perjalanan Tuhan. Tuhan dikenali  melalui ciptaan-Nya yaitu alam semesta dan seisinya, manusia adalah ciptaan-Nya yang terakhir. Manusia diciptakan terakhir karena manusia adalah ciptaan yang bisa merangkul semua yang diciptakan Tuhan.
Titah Tuhan adalah memerintah manusia untuk mengolah, mampu mengelola dan mengatur dirinya sendiri. Dengan dibekali adanya akal maka Tuhan percaya untuk memerintah manusia untuk mengolah alam semesta. Diri terbentuk dari dzat yang merupakan sebagai esensi utama yang ada pada diri manusia, kemudian ada sifat yaitu suatu subtansi pada bagian diri manusia contonya sifat sayang, ada asma yaitu suatu realitas pada manusia contohnya penyayang, dan yang terakhir ada af’al yang bisa disebut sebagai aksi atau tindakan contohnya menyayangi.
Titah Tuhan menurunkan ke setiap individu atau diri masing-masing manusia kemudian menurunkan sifat yang mana setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda dan menjadikan asma' atau realitas kehidupan masing-masing manusia. Sehingga muncul tindakan, tindakan yang akan dilakukan manusia dalam melaksanakan titah Tuhan, tindakan yang dilakukan setiap manusia juga berbeda-beda tergantung pada pemikiran masing-masing. Titah Tuhan terdiri dari jasad (raga) dan roh dimana terdapat raga kasar dan raga halus yang melahirkan pendidikan lahir maupun batin.

Posted
By Ayu Pusvita Sari
15120101 
7C PGSD

Artikel terkait lainnya

14120086 MIA TRISTIANA
15120131 AHMAD HIDAYAT
15120139 DICKRI TIFANI BADI
15120206 PUTRI AMALIAH
15120374 ACHMAD AGUNG PRASETYO

Jumat, 05 Oktober 2018

FILSAFAT PENDIDIKAN


REPORTASE PERTEMUAN KE-3

Perkuliahan Filsafat Pendidikan pada pertemuan ketiga kelas 7C dilaksanakan pada hari Selasa, 2 Oktober 2018.  Pada pertemuan ketiga ini membahas materi Pendidikan Nasional. Sebelum berbicara mengenai pendidikan nasional perlu kita ketahui tokoh-tokoh pendidikan yang telah memperjuangkan pendidikan hingga berkembang sampai saat ini. M.Syafi’i merupakan tokoh pendidikan, R.A Kartini merupakan tokoh yang memperjuangkan pendidikan perempuan terhadap kolonialisme belanda, dan tak asing lagi di Indonesia dengan tokoh Suwardi Suryaningrat sebagai tokoh pendidikan nasional.
            Suwardi Suryaningrat merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia sehingga beliau mendapatkan gelar Ki Hajar Dewantara yang kini kita sebut dengan Bapak Pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga merupakan pendiri sekolah  Taman Siswa. Beliau merupakan tokoh yang sangat dikangumi masyarakat, tidak hanya masyarakat Indonesia saja tetapi masyarakat di dunia. Negara Filandia merupakan negara yang mengangumi Ki Hajar Dewantara. Indonesia merupakan sosok pendidik atau guru pendidikan karena dengan adanya tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara, sedangkan Filandia merupakan siswa pendidikan karena belajar dari filsafat Ki Hajar Dewantara. Profesor di Filandia sangat mengangumi teori belajar Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan sosok pahlawan yang memiki pemikiran yang luas tenang pendidikan.
            Di negara Filandia merupakan negara yang pendidikannya terbaik nomor satu di dunia. Sistem pendidikan dan pengajaran di Filandia berbeda dengan sistem pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Sistem pendidikan dan pengajaran di Finlandia sama seperti di pondok pesantren. Di Indonesia  seseorang yang memiliki gelar  profesor biasanya  hanya mengajar di universitas-universitas saja, sedangkan di negara Filandia, Swiss dan juga Swedia, professor disana tidak hanya bekerja di universitas atau menjadi dosen saja, namun  menjadi kepala sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini,Taman Kanak-kanak,maupun di Sekolah Dasar. Hal tersebut  merupakan salah satu mengapa negara Filandia menjadi negara pendidikan yang baik nomor satu di dunia.
            Kesadaran pendidikan berawal dari rasa kemerdekaan. Kesadaran ini berasal dari kata sadar yang berarti mampu memahami diri yang berasal dari dalam jiwa, sedangkan Merdeka disini bukan berarti bebas seenaknya sendiri akan tetapi mengerti atau memahami batasan-batasan. Apabila kita di masyarakat berarti kita bergerak sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku tidak melanggar norma tersebut. Untuk mewujudkan pendidikan nasional menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa kemerdekaan bersifat tiga macam diantaranya adalah          
a.       Berdiri sendiri
b.      Tidak tergantung orang lain
c.       Dapat mengatur diri sendiri



Posted:
by Ayu Pusvita Sari  (15120101)
7C PGSD 

Artikel terkait lainnya

14120086 MIA TRISTIANA
15120131 AHMAD HIDAYAT
15120139 DICKRI TIFANI BADI
15120206 PUTRI AMALIAH
15120374 ACHMAD AGUNG PRASETYO